Strategi Portofolio Saham
Disusun Guna Memenuhi
Tugas
Mata Kuliah: Analisis Investasi dan Portofolio
Dosen Pengampu: Supriono, S.Pd.I, MM
Disusun oleh :
1.
Mohammad Ryan Afif (1320210219)
2. Yusronul Khafidzin (1320210064)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARI’AH DAN EKONOMI
ISLAM / EKONOMI SYARI’AH
TAHUN 2015
BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam bab ini akan dibahas tentang strategi yang bisa
dilakukan investor dalam pembentukan portofolio saham. Ada dua strategi yang
akan dibahas, yaitu strategi pasif dan strategi aktif. Strategi pasif biasanya
meliputi tindakan investor yang cenderung pasif dalam berinvestasi pada saham
dan hanya berdasarkan pergerakan sahamnya pada pergerakan indeks pasar.
Artinya, investor tidak secara aktif mencari informasi ataupun melakukan jual
beli saham yang bisa menghasilkan return abnormal. Investor dalam hal ini hanya
akan mengikuti indeks pasar. Di sisi lainnya, strategi aktif pada dasarnya akan
meliputi tindakan investor secara aktif dalam melakukan pemilihan dan jual beli
saham, mencari informasi, mengikuti waktu dan pergerakan harga saham serta
berbagai tindakan aktif lainnya untuk menghasilkan return abnormal. Tentunya
investor harus berhati-hati dalam
memilih strategi apa yang tepat baginya, apakah strategi aktif, pasif ataupun
penggabungan kedua strategi tersebut secara bersamaan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa saja strategi portofolio saham ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Strategi Portolio Saham
Ada dua strategi
yang dapat di lakukan investor dalam pembentukan portofolio
saham yaitu :
1.
Strategi
Pasif
Dalam
konsep pasar modal yang efisien di katakan bahwa jika pasar benar-benar efisien
tidak akan ada satu investor pun yang bisa memperoleh return abnormal di atas
return pasar. Konsep tersebut menghasilkan strategi pasif dalam portofolio
saham. Dalam strategi pasif ini investor percaya bahwa harga pasar yang terjadi
adalah harga yang mencerminkan nilai intrinsic saham tersebut. Oleh karenanya,
investor tidak akan berusaha untul secara aktif melakukan tindakan perdagangan
saham yang bisa memberikan return
abnormal. Strategi pasif bisa juga diartikan sebagai tindakan investor dalam
membentuk portofolio saham yang merupakan replikasi kinerja indeks pasar.
Dengan demikian, tujuan strategi pasif adalah untuk mengikuti kinerja indeks
pasar sedekat mungkin.
Strategi
yang dipakai dalam strategi pasif portofolio saham meliputi strategi beli dan
simpan (buy and hold strategy) dan
strategi mengikuti indeks (indexing
strategy). Berikut ini dua strategi yang biasanya dipakai dalam strategi
pasif portofolio saham.
a. Strategi beli dan simpan
Strategi ini
pada dasarnya sama dengan strategi beli dan simpan dalam portofolio obligasi.
Dalam strategi ini investor membeli sejumlah saham dan tetap memegangnya untuk
beberapa waktu tertentu. Tujuan dilakukanya strategi ini adalah untuk
menghindari biaya transaksi dan biaya tambahan lainnya yang terlalu tinggi.
Dalam hal ini, investor percaya bahwa return yang akan diperoleh dari penerapan strategi ini tidak akan jauh berbeda dengan
return yang diperoleh jika investor secara aktif membeli dan menjual saham.
Dalam strategi ini investor sangat mempertimbangkan biaya transaksi dan biaya
dalam melakukan portofolio saham.
Strategi beli
dan simpan bisa dilakukan investor dalam komposisi yang terdiri dari banyak
saham ataupun hanya beberapa jenis saham. Meskipun demikian investor tetap
harus melakukan pemilihan terhadap saham-saham tertentu yang akan dimasukkan
dalam portofolionya. Hal terpenting disini adalah bahwa komposisi tersebut akan
bisa diterima sepanjang komposisi saham-saham tersebut mampu memberikan return
yang sesuai dengan tingkat return yang diharapkan investor. Jika ternyata
komposisi yang telah dibentuk mengalami
perubahan kinerja, dimana misalnya risiko dari komposisi tersebut
meningkat sedangkan return yang di harapkan tetap sama, investor tentu perlu
melakukan penyesuaian-penyesuaian, seperti mengubah komposisi awal menjadi
komposisi baru sehingga sesuai dengan preferensi investor terhadap risiko.
Kesimpulan yang
bisa di tarik dari strategi beli dan simpan ini adalah bahwa investor bukan
berarti tidak melakukan apa-apa dan hanya sekedar membeli lalu menyimpan saham
yang telah di belinya tersebut, tapi investor juga harus melakukan tindakan
rasional dalam berinvestasi. Investor harus pintar-pintar memilih saham yang
akan dimasukkan dalam investasinya, lalu melakukan penyesuaian jika diperlukan.
di samping itu, hasil yang di peroleh dari strategi beli dan simpan ini
tentunya harus diinvestasikan kembali untuk meningkatkkan kemakmuran investor.
b. Strategi mengikuti indeks
Strategi ini
alam praktiknya bisa di gambarkan sebagai pembeli instrument reksadana atau
dana pension oleh investor. Strategi investor seperti ini bisa dikategorikan
strategi pasif. Dengan membeli instrument reksadana, investor berharap bahwa
kinerja investasinya pada kumpulan saham-saham dalam instrument reksadana sudah
merupakan duplikasi dari kinerja indeks pasar. Dengan kata lain, investor
berharap akan memperoleh return yang sebanding dengan return pasar. Membeli
reksadana juga akan memberikan keuntungan bagi investor karena biaya transaksi,
biaya pencarian informasi, dan komisi konsultasi analis menjadi lebih rendah.
Dalam hal ini investor hanya membeli instrument reksadana, dan tinggal menunggu
return dari reksadana yang telah dibelinya.
2.
Strategi
Aktif
Pada
dasarnya semua investor menginginkan return yang seringgi-tingginya dari suatu
investasi yang dilakukan. Dengan demikian investor akan selalu mencari jalan
agar memperoleh keuntungan yang lebih tinggi di banding biaya yang harus di
tanggungnya. Dalam investasi portofolio saham dengan strategi aktif, berbagai
cara akan dilakukan investor untuk memperoleh return yang sebanding atau
melebihi return pasar.
Tujuan
strategi aktif adalah mencapai return portofolio saham yang melebihi return
portofolio saham yang di peroleh melalui strategi pasif. Dengan kata lain
investor akan berusaha memperoleh hasil yang lebih tinggi dibanding return yang
diperoleh sesame investor lainnya. Mereka secara proaktif mencari informasi
tambahan, meningkatkan kemampuan mereka dalam menganalisis informasi-informasi
yang mempengaruhi kinerja saham, bahkan tidak jarang ada yang berani membayar
mahal untuk jasa konsultasi analis saham yang terbaik. Semuanya dilakukan untuk
meningkatkan return yang di harapkan investor.
Berikut ini tiga strategi yang biasanya di pakai investor dalam
menjalankan strategi aktif portofolio saham.
a. Pemilihan saham
Strategi ini merupakan strategi yang paling banyak
digunakan dan paling rasional. Dalam hal ini investor secara aktif melakukan
anlisis dan pemilihan saham-saham terbaik yaitu saham yang memberikan hubungan
tingkat return-resiko yang terbaik disbanding alternative lainnya. Pemilihan
tersebut dilakukan dengan berdasar pada analisis fundamental guna mengetahui
prospek saham tersebut di masa datang. Dalam hal ini mereka percaya bahwa
tindakan aktif yang mereka lakukan akan memberikan return yang lebih besar dibanding investor lainnya yang hanya
mengandalkan strategi investasinya pasa strategi pasif.
Seberapa pentingkah pemilihan saham bagi investor?
Investor bisa melakukan diversifikasi dengan dua cara yaitu random (naif), maupun
dengan cara Markowitz. Artinya, investor bisa saja memilih secara acak tanpa
dianalisis terlebih dahulu, akan tetapi manfaat pengurangan risiko dari cara
acak ini tidak akan seoptimal jika pemilihan dilakukan dengan model Markowitz.
Dengan memilih saham-saham terbaik dan memasukkan saham tersebut dalam
portofolio, berarti investor akan memperoleh manfaat pengurangan resiko dari
tindakan diversifikasi saham. Tindakan ini juga diharapkan bisa meningkatkan
return yang diharapkan investor.
Dalam memilih saham-saham terbaik (superior),
investor bisa melakukan analisis secara individual ataupun dengan memanfaatkan
jasa konsultasi analis saham. Jika investor mempunyai akses informasi yang baik
dan kemampuan yang baik untuk menganalisis saham dan memilih saham, investor
bisa melakukan pemilihan saham secara individual. Tetapi adakalanya investor
lebih menyukai menggunakan jasa analis saham professional untuk memperoleh
nasihat dan rekomendasi keputusan terbaik tentang saham apa saja yang harus di
pilih dan tindakan apa yang harus dilakukan terhadap saham tersebut.
Konsekuensinya adalah investor harus mengeluarkan sejumlah biaya seperti komisi
jasa konsultasi atau biaya atas informasi tertentu. Tentu saja investor akan
mengharapkan return yang lebih besar
sebagai kompensasi yang setimpal atas biaya yang telah dikeluarkanya.
b. Rotasi sektor
Strategi ini biasanya dilakukan oleh investor yang
berinvestasi pada saham-saham di dalam negri saja. Dalam hal ini investor bisa
melakukan dua cara :
1. Melakukan
investasi pada saham-saham perusahaan yang bergerak pada sektor tertentu untuk
mengantisipasi perubahan siklis ekonomi di kemudian hari. Hal ini dilakukan
jika investor yakin bahwa suatu saham pada sektor tertentu akan memberikan return yang lebih
tinggi disbanding return pasar.
2. Melakukan
modifikasi atau perubahan terhadap bobot portofolio saham-saham pada sektor
industry yang berbeda-beda, untuk mengantisipasi perubahan siklis ekonomi,
pertumbuhan dan nilai saham perusahaan. Investor akan meningkatkan bobot portofolionya pada
saham-saham sektor industry yang berprospek cerah di masa datang dan akan
mengurangi bobot portofolionya pada saham sektor industry yang berprospek
kurang baik.
Reilly dan brown (1997),
mengkategorikan saham-saham per sektor industry menjadi lima, yaitu :
1. Saham-saham
sektor financial (financial stocks excel)
2. Saham-saham
sektor barang-barang konsumen tahan lama (consumer
durables excel)
3. Saham-saham
sektor barang modal (capital goods excel)
4. Saham-saham
sektor industry dasar (basic industries
excel)
5. Saham-saham
sektor barang-barang kebutuhan pokok (consumer staples excel)
Dalam strategi
rotasi sektor, investor biasanya membeli saham-saham pada suatu sektor atau
industry tertentu yang diperkirakan akan mengalami peingkatan nilai melebihi
return pasar. Dalam hal ini, investor melakukan tindakan antisipasi terhadap
kemungkinan peningkatan harga saham-saham pada sektor industry tertentu
akibat dampak siklis ekonomi.
Sebagai contoh,
misalnya investor mempertimbangkan untuk membeli saham-saham sektor financial.
Salah satu karakteristik saham sektor finansial
adalah kepekaanya terhadap perubahan suku bunga, dimana harga saham
sektor financial akan berhubungan terbalik dengan tingkat bunga. Artinya, jika
tingkat bunga mengalami peningkatan, maka harga saham sektor ini justru akan
turun. Kondisi ini dalam gambaran siklis ekonomi biasanya terjadi pada
perekonomian yang mulai memasuki siklis menurun. Pada situasi seperti ini suku
bunga biasanya akan meningkat dan berakibat pada menurunya harga saham sektor
financial. Dengan demikian investor yang cerdik akan membeli saham sektor
tersebut, karena harganya relative rendah. Hal ini dilakukan dengan harapan
jika tingkat suku bunga sudah mulai menurun, maka perusahaan sektor financial
(misalnya bank, perusahaan simpam pinjam atau perusahaan sekuritas) akan
mengalami peningkatan earning dan hal ini akan mengakibatkan
harga sehamnya meningkat.
Keberhasilan
penerapan strategi rotasi ini sangat
tergantung dari kemampuan investor untuk memahami kondisi ekonomi yang sedang
terjadi dan juga kemampuan untuk meramalkan kondisi yang akan terjadi.
Pemahaman dan pengetahuan yang baik tentang siklis ekonomi akan sangat membantu
efektivitas penerapan strategi ini, karena kunci strategi ini adalah bagaimana
investor bisa mengantisipasi perubahan kondisi ekonomi yang terjadi dan
mengambil manfaat dari perubahan tersebut.
c. Strategi momentum harga
Ide dasar dari strategi ini adalah adanya kenyataan
bahwa pada waktu-waktu tertentu harga pasar saham akan merefleksikan pergerakan
earning ataupun pertumbuhan
perusahaan. Dalam strategi ini investor akan mencari momentum atau waktu yang
tepat, pada saat perubahan harga yang terjadi bisa memberikan keuntungan bagi
investor melalui tindakan menjual atau membeli saham.
Berbagai tekhnik untuk mencari momentum yang tepat
dalam portofolio saham bisa dilakukan. Salah satunya adalah dengan membuat peta
(charf) pergerakan harga saham selama
beberapa waktu untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada harga saham tersebut
di kemudian hari. Jika harga-harga saham diperkirakan akan meningkat, maka
investor akan meningkat bobot portofolionnya pada investasi portofolio saham.
Investor akan menginvestasikan uang yang dimilikinya pada portofolio saham
karena lebih menguntungkan disbanding alternative lainnya. Demikian pula
sebaliknya, jika diperkirakan harga saham akan menurun maka invesitor akan
memindahkan investasinya dari portfolio saham ke alternative investasi lainnya.
Berbagai tekhnik kuantitatif yang lebih canggih
dengan penggunaan teknologi computer sudah mulai dipergunakan untuk menentukan
waktu yang paling tepat untuk membeli dan menjual saham. Data-data yang telah
terjadi (ex-post data) dipakai untuk mencari pola pergerakan saham dan mencari
hubungan sebab akibat antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya. Tetapi,
penggunaan teknologi computer ini pun sebenarnya masih mengandung kelemahan
sehubungan dengan penggunaan data-data historis. Menggunakan data-data historis
yang telah terjadi untuk meramalkan kejadian dimasa datang secara implisit
menganggap bahwa apa yang telah terjadi di masa lalu akan sama dengan yang akan
terjadi dimasa datang.
Dalam kenyataannya, strategi penentuan momentum
harga saham merupakan isu yang masih kontroversial.
Strategi ini memang popular digunakan oleh para praktisi, tetapi pertanyaanya
adalah seberapa akurat metode ini mampu meramalkan apa yang akan terjadi di
kemudian hari. Bagi kalangan akademisi, fenomena seperti ini sangat menarik
untuk dipelajari dan sangat perlu dilakukan penelitian empiris tentang subyek
ini, untuk membuktikan apakah strategi tersebut merupakan strategi yang layak
ataukah hanya suatu kebetulan belaka.
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
Ada dua strategi yang dilakukan investor dalam
pembentukan saham yaitu Strategi aktif dan strategi pasif. Strategi
pasif bisa diartikan sebagai tindakan investor dalam membentuk portofolio saham
yang merupakan replikasi kinerja indeks pasar. Dengan demikian, tujuan strategi
pasif adalah untuk mengikuti kinerja indeks pasar sedekat mungkin. Strategi
yang dipakai dalam strategi pasif portofolio saham meliputi strategi beli dan
simpan (buy and hold strategy) dan
strategi mengikuti indeks (indexing
strategy). Strategi pasif
meliputi : Beli dan Simpan, mengikuti indeks. Tujuan strategi
aktif adalah mencapai return portofolio saham yang melebihi return portofolio
saham yang di peroleh melalui strategi pasif. Dengan kata lain investor akan
berusaha memperoleh hasil yang lebih tinggi dibanding return yang diperoleh
sesame investor lainnya. Strategi
aktif meliputi : Pemilihan saham, Rotasi sektor, Momentum harga.
DAFTAR
PUSTAKA